IDENTIFIKASI POTENSI PENGEMBANGAN BAMBU DI KECAMATAN GOLEWA KABUPATEN NGADA

Authors

  • Rofinus Neto Wuli SEKOLAH TINGGI PERTANIAN FLORES BAJAWA Author
  • Venantius Ladha Owa SEKOLAH TINGGI PERTANIAN FLORES BAJAWA Author
  • Eustakia Bhokie Author
  • Dionisius Liu Lako Author
  • Donatus Paru Wea Author
  • Katarina Paloma Nay Author

Keywords:

Identifikasi, Bambu, Kecamatan Golewa

Abstract

ABSTRAK

Tumbuhan bambu merupakan hasil hutan non kayu potensial untuk dikembangkan menjadi sumber bahan baku industri. Dalam kehidupan masyarakat pedesaan di Indonesia, bambu memegang peranan sangat penting. Bahan bambu dikenal oleh masyarakat memiliki sifat-sifat yang baik untuk dimanfaatkan, antara lain batangnya kuat, ulet, lurus, rata, keras, mudah dibelah, mudah dibentuk dan mudah dikerjakan serta ringan sehingga mudah diangkut. Selain itu bambu juga relatif murah dibandingkan dengan bahan bangunan lain karena banyak ditemukan di sekitar pemukiman pedesaan. Bambu menjadi tanaman serbaguna bagi masyarakat pedesaan dimana mata pencaharian masyarakat Ngada, Kecamatan Golewa pada umumnya adalah petani. Sub sektor yang memiliki peranan penting bagi masyarakat Ngada khususnya Golewa adalah Pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi dan permasalahan pengembangan tanaman bambu di Kecamatan Golewa. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data,yaitu pengumpulan Data Primer dan Data Sekunder. Data Primer dilakukan melalui survey dan wawancara (Indepth Interview). Metode Penentuan Responden Dilakukan Secara Purposive Sampling.Waktu penelitian adalah sejak April 2023- Juli 2023 di Kecamatan Golewa. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada 16 Desa/Kelurahan di Kecamatan Golewa memiliki potensi pengembangan bambu yaitu Desa Sarasedu, Desa Malanuza, Kelurahan Todabelu, Desa Ratogesa, Desa Dadawea, Desa Were, Desa Were 1, Desa Were IV, Desa Radabata, Kelurahan Mataloko, Desa Sangadeto, Desa sarasedu 1, Desa Malanuza 1, Desa Ulubelu, Desa Eko Roka dan Desa Waeia. Potensi bambu yang ada di Kecamatan Golewa dengan total jumlah Betung/Bheto sebanyak 6.755.940 batang, Ater/Pering 49.280, dan 38.130 Guru/Ampel. Diharapkan pemerintah daerah dapat memberikan pelatihan pembuatan kerajinan kepada masyarakat dalam memanfaatkan potensi bambu yang ada.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Arsad, Effendi. 2015. Teknologi Pengolahan Dan Manfaat Bambu. Jurnal Riset Industry Hasil Hutan. Volume 7:45-52.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Ngada. 2023. Kabupaten Ngada Dalam Angka 2022.

Jaya, Adisa Putra. 2021. Arah Pengembangan Bambu Di Kabupaten Ngada: Tinjauan Literatur. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan. Volume 18: 79-89.

Noywuli, Nicolaus. November 2020. Potensi Sumberdaya Dan Teknik BudidayaBambu Ngada Untuk Fungsi Das Aesesa Flores Yang Berkelanjutan. Prosiding Seminar Nasional PertanianVII.

Putro, Dian Setyo: Jumari dan Murningsih. 2014. Keanekaragaman Jenis Dan Pemanfaatan Bambu Di Desa Lopait Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Jurnal Biologi. Volume 3:71-79.

Sinyo, Y.,Sirajudin, N., dan Hasan, S. 2017. Pemanfaatan Tumbuhan Bambu: Kajian Empiris Etnoekologi Pada Masyarakat Kota Tidore Kepulauan. Jurnal Sannitifika,1(2;34-44)

Widjaja, E. A. (2001) Identifikasi Jenis-jenis Bambu di Kepulauan Sunda Kecil. Herbarium Bogoriense, Balitbang Botani, Puslitbang Biologi-LIPI. Bogor.

Wuli, R. N. (2024). Superior Agricultural Human Resource Management for the Achievement of Food Security in Ngada District East Nusa Tenggara Province. Jurnal Ekonomi, 13(01), 427–437.

Wuli, R. N. (2024). The Role of Human Resource Management in Improving the Welfare of Farmers in Ngada District. Jurnal Ekonomi, 13(01), 873–882.

Downloads

Published

30-04-2024